MSPORTS – Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) memberikan tanggapan terkait keputusan Flandy Limpele yang mengundurkan diri dari posisi pelatih ganda campuran pratama.

Pria kelahiran 9 Februari 1974 itu memilih untuk meninggalkan PBSI dan menerima tawaran dari tim nasional Hong Kong untuk melatih seluruh sektor ganda mereka.

Kabarnya, alasan Fandy menerima alasan dari Hong Kong adalah karena ketidakjelasan kontrak dari PBSI sendiri. Dari mulai kenaikan pendapatan, hingga promosi.

“Pertama-tama, saya menghormati keputusan coach Flandy yang memilih meninggalkan Pelatnas Cipayung untuk melatih ke negara lain,” ungkap Alex Tirta, ketua umum harian PBSI.

“Sesuai komitmen awal saat coach Flandy datang bergabung ke Pelatnas Cipayung pada awal tahun 2022, dia memang bersedia diberi tanggung jawab sebagai pelatih pelatnas pratama.”

“Bahkan, dari awal, tidak pernah ada pembicaraan atau janji PBSI akan menarik dia sebagai pelatih kepala pelatih pelatnas utama. Dia mungkin lupa, coach Flandy sendiri juga sudah berkomitmen untuk melatih pemain-pemain muda di pelatnas pratama.”

“Pasalnya, dia juga belum membuktikan hasil polesannya. Belum ada prestasi besar yang bisa dibanggakan untuk diberi kepercayaan sebagai pelatih kepala pelatnas utama.”

“Tidak benar kalau PBSI disebut tidak berkomitmen untuk menaikkan pendapatan pelatih. Semua pelatih penghasilannya bertambah di tahun 2023,” tegas Alex Tirta.

Selain itu, Alex Tirta juga menyesalkan sikap Flandy yang tidak menginformasikan terlebih dahulu terkait keputusannya untuk melatih Hong Kong.

"Soal keputusannya tiba-tiba melatih ke negara lain, rasanya itu juga kurang fair. Dia tidak pernah memberitaukan ke PBSI pada bulan-bulan sebelumnya,” kata Alex Tirta.

“Tahu-tahu dengan diam-diam dia menerima pinangan negara lain dan kemudian baru mengirim surat pengundurna diri.”

Tirta bahkan menyebut bahwa keputusan Flandy untuk meninggalkan PBSI adalah karena dirinya yang tidak berani untuk menghadapi tantangan.

“Dia sepertinya takut dan tidak berani menerima tantangan membina pemain-pemain muda sektor ganda campuran di pelatnas pratama yang tantangannya jauh lebih berat dibanding melatih pemain yang sudah jadi,” pungkas Alex Tirta.